BAKETRANS BAHAS STANDARISASI LOGISTIK COLD CHAIN DI INDONESIA DAN JEPANG

Jakarta—Menjawab tantangan terkait cold chain logistics di masa kini dan mendatang, Badan Kebijakan Transportasi melakukan Policy Dialogue and Workshop on Logistics Between Indonesia and Japan secara virtual pada 8-9 Februari 2023 dan merupakan workshop yang kelima sejak kali pertama diselenggarakan pada tahun 2017. Pada kegiatan yang diinisiasi oleh ASEAN-Japan Transport Partnership (AJTP) ini, Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism (MLIT) Japan ingin berdikusi serta bertukar pemikiran akan isu dan pandangan terkait cold chain logistics dengan Indonesia. Dimana permintaan akan cold chain meningkat dengan pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah ASEAN yang berimbas pada naiknya daya beli masyarakat dan keinginan untuk mendapatkan komoditi (dalam hal ini makanan) yang aman dan segar. Sementara itu, aspek logistik mencakup kebijakan multisektoral yang harus diarahkan secara efektif sehingga diharapkan dapat membentuk suatu sistem dengan peningkatan kinerja, biaya yang lebih murah, dan waktu pemrosesan yang lebih cepat. Terutama pada cold chain yang memiliki keunikan dimana komoditas dan produk harus disampaikan dalam suhu yang terkendali . Dengan demikian, pembuatan standar dan pedoman yang tepat harus didorong untuk meningkatkan bentuk konstruksi cold chain secara keseluruhan.

Rangkaian kegiatan ini dibuka dengan Policy Dialogue yang diadakan secara tertutup pada 8 Februari 2023. Dimana di dalam Policy Dialogue ini, baik Indonesia maupun Jepang memaparkan beberapa hal mengenai standar dalam proses cold chain logistics dan juga melakukan pertukaran pikiran mengenai isu-isu umum yang dianggap oleh perusahaan logistik sebagai hambatan dalam operasional mereka. Kegiatan policy dialogue ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan lebih lanjut terhadap sistem cold chain logistics serta kelancaran arus barang di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Kepala Pusat Kebijakan Sarana Transportasi Gunung Hutapea, menyampaikan bahwa pemerintah perlu mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi dengan kawasan industri untuk kelancaran angkutan logistik keluar dan menuju Pelabuhan laut maupun pelabuhan daratan (dry port).

Pada hari kedua dari rangkaian workshop ini, hadir beberapa pembicara baik dari Jepang dan Indonesia yang memaparkan isu serta pandangan mengenai proses cold chain logistics serta langkah dan strategi yang diambil di dalam memaksimalkannya.

“Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menawarkan strategi kebijakan berupa keterlibatan dalam rencana strategis pengaturan logistik angkutan barang antara Kawasan Industri dan Kawasan Tanjung Priok, berupa efisiensi pergerakan truk dan optimasi KA Barang, relokasi garasi dan depo, container consolidation, perizinan dalam Kawasan Industri, dan dryport untuk dihubungkan dengan Kereta Api.” Terang Rizky Perdana Putra, perwakilan dari Dirjen Darat Kementerian Perhubungan dalam paparannya mengenai dukungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat pada cold chain logistics.

Workshop ini sendiri bertujuan untuk mempromosikan pembentukan cold chain logistics yang andal di Indonesia, sebagai bagian dari proyek cold chain logistics dari Asean-Jepang AJTP dengan menekankan pentingnya dan kegunaan cold chain bagi pihak pengirim dan konsumen, mengembangkan layanan sertifikasi cold chain, serta mendorong perusahaan logistik untuk memperoleh sertifikasi standar.

“Saya berharap melalui workshop ini dapat memperkuat kerjasama yang terjalin antara Jepang dan Indonesia melalui MLIT Japan dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, dan dapat merespon dengan baik terkait isu logistik yang dihadapi bersama di masa kini dan masa yang akan datang.” Ucap Novyanto Widadi, Kepala Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi dan Integrasi Moda menutup rangkaian kegiatan workshop ini.

Turut hadir di dalam workshop ini pembicara dari Jepang dan Indonesia, Otsubo Hirotoshi selaku Counsellor for International Logistics MLIT Japan, Prof. Em. Mori Takayuki dari University of Marketing & Distribution Sciences, Murai Kana dari MLIT Japan, Fukuhara Tomoyuki dari ClassNK, Berny A. Subki dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Hasanuddin Yasni dari Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia. Serta perwakilan dari pelaku usaha cold chain, Koyama Shinji dari PT. Kawanishi Warehouse Indonesia, M. Shah Durani R R dari PT. MGM Bosco Logistics, Helen To dari CEO Yamato Transport CO.,LTD., dan Yamada Norihiko dari TASCO Berhard.

Komentar

Tulis Komentar