Transportasi Salah Satu Kunci Kelancaran Vaksinasi

Lebih dari setahun kita diharuskan hidup berdampingan dengan Covid-19. Karenanya dibutuhkan penyesuaian dalam aktivitas sehari-hari khususnya dalam kesehatan. Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menekan penyebaran seperti program vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan beberapa bulan terakhir untuk masyarakat Indonesia. Saat ini, vaksinasi merupakan salah satu upaya paling efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan membentuk antibody memberikan kekebalan pada tubuh.

Untuk mewujudkan keberhasilan program vaksinasi Covid-19, sektor transportasi memegang peranan penting dalam mempersiapkan baik aspek sarana dan prasarana serta strategi pengangkutan untuk kelancaran distribusi logistik vaksin. Sarana dalam hal ini adalah penggunaan moda transportasi sekaligus kelengkapan pendukungnya yang memadai baik darat, laut, udara dan juga antarmoda. Transportasi harus dapat menjamin bahwa vaksin yang diangkut tidak mengalami perubahan kondisi. Dari aspek prasarana meliputi kebutuhan fasilitas terkait handling dan warehousing serta penyimpanannya ketika diharuskan transit, serta termasuk kecepatan penanganan ketika telah berada di simpul transportasi seperti bandar udara.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyiapkan dengan berbgai instrumen transportasi untuk menjamin ketersediaan vaksin di berbagai wilayah tanah air pada waktu yang tepat. Vaksin yang merupakan barang sensitive (delicate goods) memerlukan penanganan khusus baik dalam aspek kuantitas maupun kualitas pelayanan distribusinya. Dari segi kuantitas, distribusi harus dapat dihitung secara cermat dalam kuantitas yang sesuai kebutuhan pada lokasi kebutuhan, mengingat vaksin membutuhkan tempat penyimpanan khusus seperti cold storage yang memiliki temperatur khusus untuk mencegah kerusakan vaksin.

Dari segi kualitas distribusi vaksin diperlukan penanganan khusus misalnya selama pengiriman harus berada pada temperatur tertentu serta sistem keamanan dan keselamatan untuk menjaga keutuhan vaksin dan juga meminimalisir tindakan yang merugikan. Dibutuhkan keterlibatan dan kerjasama pemangku kepentingan selain penyelenggara transportasi, seperti Lembaga kesehatan, kepolisian dan TNI untuk menjamin distribusi vaksin dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Sistem distribusi yang saling terintegrasi secara moda serta berbasis jaringan harus dapat menjamin proses yang tanpa kendala (seamless transportation).

Kesiapan Infrastuktur Transportasi Udara Jaga Distribusi

Pengiriman jutaan dosis vaksin yang harus diangkut dan disimpan dalam keadaan beku tanpa mengurangi kualitasnya secara efisien akan melibatkan tantangan logistik yang sangat kompleks di seluruh rantai pasokan. Bandar udara yang menjadi infrastruktur transportasi udara akan menggunakan jaringan Hub-and spokes. Ada dua trajektor utama jaringan Hub-and-Spokes udara ini, yaitu:

  1. Trajektori Internasional, dimana vaksin dipindahkan dari titik produksi masuk ke Bandara Udara sebagai sentra atau Hub, dengan karakteristik memiliki cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani penumpang atau kargo dalam jumlah besar sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional hingga mencapai 5.000.000 orang per tahun.
  2. Trajektori lokal (domestik) sebagai Spokes, dimana vaksin dipindahkan ke titik lain dalam wilayah Indonesia, menuju Bandara lain di berbagai provinsi, kabupaten/ kota di Indonesia dengan karakteristik memiliki cakupan pelayanan, berpengaruh pada perkembangan ekonomi serta juga sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan kegiatan lokal.

Meskipun alur distribusi vaksin telah dipetakan namun dibutuhkan peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pendistribusian vaksin. Kesiap-siagaan yang dibutuhkan untuk distribusi vaksin yang meliputi:

  1. Kapasitas & Konektivitas: Pemerintah perlu membangun kembali konektivitas udara untuk memastikan kapasitas yang memadai tersedia untuk distribusi vaksin.
  2. Fasilitas dan infrastruktur: Produsen vaksin pertama yang mengajukan permohonan persetujuan peraturan mengharuskan vaksin dikirim dan disimpan dalam keadaan beku, menjadikan fasilitas rantai pasok sangat dingin di seluruh rantai pasokan menjadi penting, mencakup ketersediaan fasilitas dan peralatan yang dikontrol suhu serta SDM yang terlatih untuk menangani vaksin yang sensitif terhadap waktu dan suhu.
  3. Manajemen perbatasan: Persetujuan pengaturan dan penyimpanan serta izin yang tepat waktu oleh otoritas bea cukai dan kesehatan akan sangat penting. Prioritas untuk proses perbatasan termasuk memperkenalkan prosedur jalur cepat untuk penerbangan berlebih dan izin pendaratan untuk operasi yang membawa vaksin COVID-19 dan potensi penurunan tarif untuk memfasilitasi pergerakan vaksin.
  4. Keamanan: Vaksin adalah komoditas yang sangat berharga. Pengaturan harus ada untuk memastikan bahwa pengiriman tetap aman dari gangguan dan pencurian. Pengiriman vaksin dalam jumlah besar akan membutuhkan perencanaan yang matang untuk memastikan sampai tujuan.

Distribusi vaksin Covid-19 melibatkan berbagai stakeholder dan pihak yang terkait lainnya. Dengan tingkat urgensi yang tinggi dan kondisi darurat yang terjadi, diharapkan kerjasama dari semua pihak dengan berbagai peran dan kepentingan untuk berkerjasama secara intensif, komprehensif dan terpadu. Keberhasilan program vaksinasi ditentukan oleh kelancaran distribusi vaksin dengan sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan, terpadu serta terintegrasi dari bandara masuknya vaksin hingga ke fasilitas layanan kesehatan terkecil.

Komentar

Tulis Komentar