BAKETRANS GELAR DISKUSI RUMUSKAN KEBIJAKAN PERCEPAT OPTIMALISASI BEBERAPA BANDARA

Bandung – Keberadaan bandara di Indonesia merupakan aspek yang krusial dalam meningkatkan aksesibilitas dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Hal ini yang melatarbelakangi Presiden Joko Widodo kembali mengaktifkan beberapa bandara di Indonesia, diantaranya Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Bandar Udara Wiriadinata di Tasikmalaya, serta Bandar Udara Ngloram di Blora.

Guna mendukung hal tersebut, Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) menyelenggarakan diskusi terarah guna merumuskan kebijakan optimalisasi bandar udara di Bandung pada Kamis (9/3), dengan harapan agar ketiga bandara tersebut dapat berjalan dengan lebih optimal kedepannya. Sebelumnya, Baketrans telah melaksanakan survey online pada tanggal 26 Februari 2023 – 5 Maret 2023 dengan total perolehan responden berjumlah 4087 responden.

Pelaksanaan survei ini bertujuan untuk memeroleh gambaran potensi pengguna serta kemampuan dan kemauan membayar masyarakat dalam menggunakan pesawat terbang. Selain itu, hal ini merupakan sebuah amanat dari Komisi V DPR RI agar bandara – bandara yang telah terbangun berfungsi maksimal.

Kepala Baketrans Gede Pasek Suardika mengatakan bahwa Kabupaten Purbalingga, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Blora memiliki potensi tersembunyi yang bisa dikembangkan dan didukung oleh layanan transportasi, khususnya Bandar Udara.

“Transportasi itu menjadi turunan dari sebuah demand, inilah tugas kita semua bagaimana kita menciptakan demand  tersebut. Meskipun daerah-daerah ini memiliki banyak competitor, namun tetap memiliki celah yang bisa digunakan untuk meningkatkan demand, sebagai contoh, salah satunya dengan sektor kepariwisataan yang menjadi kunci. Pembuatan event tahunan secara reguler untuk peningkatan daya tarik pariwisata dalam rangka peningkatan demand penumpang,“ ujar Gede Pasek


Kepala Badan Kebijakan Transportasi Gede Pasek Suardika sedang memberikan sambutan pembuka kegiatan Perumusan Kebijakan Optimalisasi Bandar Udara



Lebih lanjut Gede Pasek menuturkan bahwa menciptakan demand tidak hanya dari sisi penumpang saja, namun bisa dari sisi lain.

Creating demand tidak hanya passanger, namun bisa juga cargo, flying school, aircraft parking, maintenance repair and overhoul (MRO),” tegasnya.

Penciptaan demand pada sektor pariwisata Purbalingga memiliki potensi yang cukup tinggi. Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga Herni Sulasti, Purbalingga memiliki potensi penciptaan demand yang cukup banyak seperti potensi sektor industri seperti pabrik rambut palsu kualitas export, pabrik mainan (toys), potensi perkebunan seperti gula kristal, sayur mayur, sektor olahraga dengan prasarana olah raga yang sudah tersedia, serta potensi haji dan umroh.

“Potensi untuk haji dan umroh dimana ada hampir 4000 jamaah dalam 1 tahun yang berasal dari wilayah Purbalingga dan sekitarnya. Saat ini sedang digagas rute penerbangan untuk melayani umroh dengan rute Purbalingga – Juanda dilanjutkan Juanda – Jeddah,” ujar Herni.

Sementara pada daerah Blora, terdapat 4 (empat) sektor yang menjadi potensi demand yang dapat mengoptimalkan Bandara Ngloram.

“Kami memiliki produk sapi yang merupakan penghasilan terbesar nasional dan juga produksi jagung. Selain itu, daerah Blora juga menjadi pengasil minyak terbesar di blok Cepu. Pada sektor pariwisata, kami memiliki wisata Goa Terawang dan wisata Desa Samin, ditambah potensi dibidang holtikultura, kami menyiapkan lahan sebesar 396 ha untuk produk buah-buahan,”ujar Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi.

Sementara itu, Kota Tasikmalaya juga memiliki potensi yang sangat besar dalam menciptakan demand. Pj. Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan bahwa Kota Tasikmalaya sangat berperan penting sebagai pusat kegiatan wilayah Priangan Timur. Geo position Kota Tasikmalaya sangat strategis dan potensial untuk pertumbuhan ekonomi.

“Beberapa potensi yang kami punya yaitu layanan kesehatan seperti Rumah Sakit Jantung, pariwisata religi Ziarah Pamijahan, Gunung Guntur, Green Canyon, serta wisata Cipanas,” ujarnya.

Disamping potensi besar yang dimiliki ketiga daerah tersebut, berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) Bandara, minat masyarakat di ketiga wilayah tersebut cukup tinggi dalam menggunakan moda transportasi udara. Tercatat minat masyarakat wilayah Tasikmalaya sebesar 95%, wilayah Purbalingga 95%, serta wilayah Blora 91%.

Sedangkan rute tertinggi yang diinginkan oleh masyarakat pada masing-masing wilayah tersebut adalah menuju Bandara Halim Perdanakusuma, dengan rincian Bandara Wiriadinata Tasikmalaya – Bandara Halim sebesar 55,6%, rute Bandara Soedirman Purbalingga – Bandara Halim sebesar 57,1%, serta rute Bandara Ngloram – Bandara Halim 47,84%.

Turut hadir dalam diskusi ini Wakil Bupati Banyumas Drs. H. Sadewo Tri Lastiono, Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan Hasannudin, Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Kota Tasikmalaya Budi Rahman, Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Kabupaten Purbalingga Yani Sutrisna, Kasubdis Opsud Mabes TNI Angkatan Udara Kol. PnB Erwin Harfansa, Komandan Lanud Wiriadinata Adi P. Buana, Direktur Bina Umroh dan Haji Khusus Kementerian Agama, Direktur Operasi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, serta stakeholder lainnya.

Komentar

Tulis Komentar