BAKETRANS GELAR FGD SINERGITAS DAN PERAN INDUSTRI PENERBANGAN DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PARIWISATA NASIONAL PASCA COVID-19

Bali – Badan Kebijakan Transportasi bahas pentingnya sinergitas penerbangan dalam meningkatkan pariwisata nasional melalui Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sinergitas dan Peran Industri Penerbangan Dalam Mendukung Peningkatan Pariwisata Nasional Pasca Covid-19 yang digelar Rabu (8/3).

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala aspek dalam berbagai sektor khususnya transportasi dan pariwisata. Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia dari tahun 2019 sampai tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 75.03%. Walaupun jumlah kunjungan selama tahun 2022 mulai mengalami kenaikan dengan mencapai angka 5,47 juta kunjungan, namun belum memberikan dampak peningkatan yang signifikan dibandingkan jumlah kunjungan wisman sebelum adanya pandemi.

Selain itu, terdapat tambahan relaksasi harga Avtur dari Pertamina dan tarif penerbangan dari PT. Angkasa Pura Indonesia dan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).

“Kondisi industri penerbangan di Indonesia saat ini pun kembali menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, baik penerbangan domestik maupun internasional, sehingga diharapkan selaras dengan pemulihan ekonomi nasional yang juga semakin membaik,” ujar Gede Pasek.

Menurut Kepala Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi dan Integrasi Moda, Novyanto Widadi, partisipasi pemerintah dan stakeholders terkait, dibutuhkan sebagai wujud solidaritas terhadap sesama pemangku kepentingan melalui kebijakan model dan strategi pemulihan bisnis penerbangan pasca Pandemi Covid-19.

“Selain itu perlunya dukungan untuk pemulihan sektor pariwisata melalui sinergitas transportasi udara dalam mendukung sektor pariwisata untuk menciptakan konektivitas yang berkelanjutan,” ungkap Novyanto.

Lebih lanjut Novyanto menerangkan bahwa berdasarkan hasil kunjungan Agenda Mapping Transportasi Tahun Anggaran 2024, teridentifikasi lokasi super prioritas wisata sesuai dengan rencana pembangunan destinasi pariwisata prioritas yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia 2020-2024 masih bisa dioptimalkan.

“Sejalan dengan itu, kolaborasi program kepariwisataan pun dilakukan, seperti promosi terpadu dengan maskapai dan wholesaler, pengembangan produk parekraf, pameran wsiata, event dan MICE, serta penataan destinasi, SDM, dan pengembangan desa wisata sebagai atraksi,” ucap Indra.

Senada dengan hal tersebut, Tenaga Ahli INACA, Eddy Krismeidi Soemawilaga, dalam paparannya menyebutkan bahwa Indonesia memiliki tingkat pemulihan wisatawan mancanegara tertinggi di ASEAN dengan kenaikan mencapai 34% dibandingkan tahun 2019.

Mewakili Sekretaris Dit. Jenderal Perhubungan Udara, Kepala Sub Direktorat Sistem Informasi dan Layanan, Doddy Hendra Wijaya, menjelaskan upaya Kemenhub dalam momentum pemulihan sektor pariwisata, antara lain melakukan sinergi dan kolaborasi dengan K/L terkait untuk mendukung penciptaan demand (demand creation), menjaga kesimbangan antara perlindungan konsumen dan keberlangsungan usaha terkait tarif penumpang, memberikan dukungan kemudahan berusaha untuk membuka usaha penerbangan, melakukan peningkatan Notice of Airport Capacity (NAC) Bandar Udara secara bertahap dengan tetap menjaga aspek Level of Service (LOS), serta mendorong Maskapai Penerbangan Nasional dan Asing untuk melakukan aktivasi rute, penambahan frekuensi, pembukaan rute baru dan kerjasama antar maskapai.

Besar harapannya dengan adanya FGD ini dapat menjadi suatu upaya bersama untuk berkontribusi terhadap kemudahan akses menuju daerah wisata sekaligus sebagai momentum kebangkitan industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia pasca pandemi Covid-19 serta mendorong peningkatan daya saing maupun ekonomi secara keseluruhan.

Turut hadir sebagai narasumber dalam FGD ini Direktur API Banyuwangi, Daniel Dewantoro Rumani.


Turut hadir sebagai narasumber dalam FGD ini Direktur API Banyuwangi, Daniel Dewantoro Rumani dan Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Prof. Wihana Kirana Jaya.



Komentar

Tulis Komentar