INTEGRASI ANTAR MODA UNTUK TINGKATKAN PERAN PERKERETAAPIAN DI WILAYAH MEBIDANGRO

Sistem transportasi umum yang efektif dan efisien akan mendukung perencanaan kota yang lebih baik, di mana penduduk kota memiliki akses yang sama untuk mobilitas mereka tanpa harus tersiksa oleh kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

Transportasi publik yang nyaman dan aman, menjadi dambaan setiap warga sebuah daerah. Tak terkecuali masyarakat Mebidangro. Kawasan Metropolitan Mebidangro adalah satu kesatuan kawasan perkotaan yang terdiri atas Kota Medan sebagai kawasan perkotaan inti, Kawasan Perkotaan Binjai, Kawasan Perkotaan Deli Serdang, dan Kawasan Perkotaan Maros, sebagai kawasan perkotaan di sekitarnya, yang membentuk kawasan metropolitan. Kawasan Perkotaan Mebidangro mencakup 52 (lima puluh dua) kecamatan.

Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia Thailand -Singapura (IMT-GT). Posisinya yang strategis ini menjadi perhatian penting dalam pengembangan Metropolitan Mebidangro ke depan. Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo sendiri memiliki visi yang jauh ke depan (visi 2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau, mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum yang andal.

Jaringan Transportasi Mebidangro

Integrasi jaringan transportasi yang terdiri dari jaringan prasarana, jaringan pelayanan dan layanan, yang terfokus pada simpul transportasi sangatlah penting. Metropolitan Mebidangro didukung oleh sistem jaringan transportasi yang cukup beragam, seperti keberadaan Bandar Udara Internasional Kualanamu, Bandar Udara Polonia, Pelabuhan Utama Belawan, jaringan jalan arteri, primer dan jalan bebas hambatan serta jaringan Kereta Api. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api.

Layanan angkutan umum Kereta Api di kawasan Mebidangro memiliki 525 km spoor yang beroperasi 423 km dan 102 km tidak beroperasi. Layanan Medan–Binjai pada tahun 2019 mencapai 4,268 juta penumpang dengan rata-rata 58% adalah layanan lokal. Sedangkan Deli Serdang telah dilayani 66 perjalanan dengan 50 layanan KA dan 16 layanan KA lainnya. Namun, masih ada yang menjadi kendala yakni belum tersedianya moda lanjutan dari stasiun ke tujuan akhir.

Layanan angkutan umum yang beroperasi saat ini adalah layanan Trans Metro Deli dengan sistem Buy The Service melayani 3 koridor yaitu koridor 2 Lapangan Merdeka - Amplas, koridor 4 Lapangan Merdeka - Tuntungan, dan koridor 5 Tembung - Lapangan Merdeka. Total 39 unit bus dengan 35 bus yang dioperasikan dan 4 bus sebagai cadangan yang beroperasi saat jumlah penumpang cukup banyak.

Kondisi Integrasi Transportasi Perkotaan Mebidangro

Badan Kebijakan Transportasi melalui Pusat Kebijakan Keselamatan & Keamanan Transportasi melakukan evaluasi integrasi transportasi di wilayah Mebidangro guna mewujudkan pelayanan transportasi penumpang yang single seamless services.

Penggunaa jalan dari dan yang menuju Kota Medan didominasi oleh pengendara sepeda motor sebanyak 44%, 42 % mengunakan sedan, 20% menggunakan minibus dan pengguna angkutan umum bus hanya 2%, jumlah tersebut masih sangat minim sehingga perlu ditingkatkan share pengguna anggkutan umum agar beban di jalan dapat terbagi merata. Terdapat simpul transportasi yang sepi dari aktivitas penumpang dan perilaku masyarakat yang cenderung memilih menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan online dari pada angkutan umum.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan pelayanan transportasi, seperti kebaradaan simpul transportasi Bandara Kualanamu telah didesain terintegrasi dengan sistem layanan angkutan umum KA Bandara, Bus Pemadu Moda, dan Taksi dengan sistem informasi dan pembayaran yang cerdas. Selain itu, hadirnya BRT Trans Metro Deli diharapkan mampu memberikan kualitas layanan yang lebih baik dengan catatan penting yang harus diperhatikan adalah integrasi moda menjadi wajib dilakukan agar KA, BRT, angkutan kota dapat terkoneksi secara fisik dan mudah dilakukan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tim, terdapat beberapa rekomendasi kebijakan system angkutan umum perkotaan untuk meningkatkan peran perkeretaapian di Kawasan Mebidangro sebagai berikut:

1. Konsolidasi rute angkutan kota Medan, dengan sistem buy the service;

2. Integrasikan rute konsolidasi Angkot, Buy The Service, KA;

3. Pendanaan rekonsolidasi dan integrasi moda untuk hari atau minggu pertama dibiayai oleh Pemerintah Pusat (sewa angkot);

4. Penerimaan operasi dikelola oleh Pemerintah Provinsi untuk menyewa/Buy The Service;

5. Pemerintah Provinsi untuk menyediakan infrastruktur (lajur khusus), tempat pemberhentian, dan fasilitas intermoda/antar rute;

6. Pemerintah Provinsi mengatur demand (jam masuk sekolah, jam kerja untuk menurunkan beban jam puncak dan kapasitas dari pembuatan lajur khusus angkot/BTS.

Komentar

Tulis Komentar