KEMENHUB DUKUNG MISI TUMI E-BUS DALAM TRANSISI MENUJU PENYEBARAN BUS LISTRIK

Indonesia saat ini tengah memasuki era transformasi dari kendaraan bermotor ke kendaraan listrik. Berbagai akselerasi penerapan kendaraan listrik dilakukan salah satunya melalui Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI). Misi TUMI E-Bus adalah mengembangkan Teman Bus – Buy The Service (BTS) yang mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Mewakili Menteri Perhubungan, Kepala Badan Kebijakan Transportasi, Gede Pasek Suardika dalam TUMI E-Bus Mission Workshop yang diselenggarakan pada Senin (17/10) menyampaikan bahwa perhelatan Presidensi G20 salah satunya membahas mengenai dukungan terhadap kota-kota di Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi emisi karbondioksida hingga 50% pada tahun 2030, yang telah menginspirasi 7 kota lain di Indonesia antara lain Bandung, Medan, Pekanbaru, Palembang, Bogor, Semarang, dan Denpasar.

“Kendaraan listrik adalah suatu keniscayaan, menjadi pilihan terbaik dalam sistem transportasi di masa kini dan di masa depan. Badan Kebijakan Transportasi sendiri mendapatkan tugas untuk melakukan percepatan di bidang penerapan kebijakan kendaraan listrik secara lebih cepat,” ujar Gede Pasek.

“Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Badan Kebijakan Transportasi melaksanakan Webinar dengan mengundang Presiden Otomotif Indonesia dan pihak-pihak terkait, diantaranya pelaku industri, akademisi dan user. Dari hasil webinar tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dalam percepatan kebijakan kendaraan listrik diperlukan suatu langkah komitmen bersama, dimana seluruh stakeholder yang terlibat sesuai dengan tupoksinya melakukan tugas secara maksimal. Perlu ada campaign kepada masyarajat sehingga menimbulkan trust terhadap kendaraan listrik terutama terhadap kendaraan umum,” tambahnya lebih lanjut.

Namun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi E-Bus dalam mencapai tujuannya, antara lain, beberapa kota besar masih memiliki keterbatasan pengetahuan dan peraturan mengenai cara memulai dan apa yang harus dilakukan, dari rencana awal sampai penerapan E-Bus. Lalu aset modal E-Bus, termasuk ketersediaan fasilitas charging atau pengisian listrik yang cukup tinggi dibanding pengisian bbm secara konvensional, serta tanpa dukungan pembiayaan dan strategi bisnis yang baik, pengoperasian E-Bus tidak akan berkelanjutan.

Kepala Badan Kebijakan Transportasi membeberkan beberapa upaya sekaligus solusi untuk mendorong dan mempercepat perkembangan E-Bus di Indonesia ini, yakni melalui adanya kebijakan pemberian insentif, relaksasi pajak, bea masuk, dan pengembangan ekspor sesuai dengan Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan yang diikuti dengan terbitnya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

“Disamping itu, membangun ekosistem kendaran listrik tidak bisa dilakukan terpisah- pisah, sektoral, dan tidak terintegrasi. Oleh karenanya, di dalam implementasi kebijakan pemerintah guna percepatan penggunaan kendaraan listrik, sinergi dan kolaborasi berbagai pihak perlu terus ditingkatkan dan digerakkan dengan berupa komitmen bersama,” terang Gede Pasek.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dukungan pembiayaan juga menjadi faktor krusial dimana dukungan sektor industri dan perusahaan swasta otomotif untuk berinvestasi dan partisipasi sektor keuangan/perbankan menjadi penting untuk meringankan beban negara dengan memberikan beberapa kemudahan yaitu berupa strategi kebijakan insentif maupun disinsentif dalam mendukung percepatan kendaraan listrik.

“Saya berharap forum ini dapat menjadi wadah bertukar pikiran dan saya yakin dengan adanya komitmen dari pemerintah, operator, dan masyarakat, penyelenggaraan TUMI E-Bus dapat mengalami akselerasi,” ungkap Gede Pasek dalam penutup keynote speech yang disampaikannya.

Rangkaian kegiatan TUMI E-Bus Mission Workshop berlangsung selama tiga hari dan dilanjutkan dengan pengembangan roadmap E-Bus dan strategi finansial, serta study tour ke E-Bus Transjakarta guna melihat armada dan fasilitas yang ada.


Komentar

Tulis Komentar